Apa tanggapan kalian tentang blog ini?

Minggu, 04 September 2011

Mengenal olahraga Paralayang


Paralayang

(bahasa Inggris: paragliding) adalah olahraga terbang bebas dengan menggunakan sayap kain (parasut) yang lepas landas dengan kaki untuk tujuan rekreasi atau kompetisi. Pilot duduk di suatu sabuk (harness) yang menggantung di bawah sayap kain yang bentuknya ditentukan oleh ikatan tali dan tekanan udara yang memasuki ventilasi di bagian depan sayap. Olahraga ini mulai muncul pada sekitar tahun 1980-an dan kejuaraan dunia pertamanya dilangsungkan pada tahun 1989 di Kössen, Austria.



Olahraga paralayang lepas landas dari sebuah lereng bukit atau gunung dengan memanfaatkan angin. Angin yang dipergunakan sebagai sumber daya angkat yang menyebabkan parasut ini melayang tinggi di angkasa terdiri dari dua macam yaitu, angin naik yang menabrak lereng (dynamic lift) dan angin naik yang disebabkan karena thermal (thermal lift). Dengan memanfaatkan kedua sumber itu maka penerbang dapat terbang sangat tinggi dan mencapai jarak yang jauh. Yang menarik adalah bahwa semua yang dilakukan itu tanpa menggunakan mesin, hanya semata-mata memanfaatkan angin.

Peralatan



Peralatan paralayang sangat ringan, berat seluruh perlengkapannya (parasut, harness, parasut cadangan, helmet) sekitar 10 - 15 kg. Peralatan paralayang juga sangat praktis karena dapat dimasukkan ke dalam ransel yang dapat digendong di punggung. Perlengkapan pendukung terbang yang diperlukan antara lain variometer, radio/HT, GPS, windmeter, peta lokasi terbang, dll. Sedang perlengkapan pakaian penerbang antara lain baju terbang/flight suit, sarung tangan, dan sepatu berleher tinggi/boot. Jenis parasut yang dipergunakan sangat tergantung dari tingkat kemampuan penerbang dan berat penerbang. Setidak-tidaknya terdapat tiga jenis parasut paralayang yaitu, parasut untuk pemula, parasut untuk penerbang menengah, dan parasut untuk penerbang mahir. Ukuran parasut juga harus sesuai dengan berat penerbangnya. Ukuran yang tersedia antara lain XS, S, M, L serta LL untuk terbang berdua/tandem. Olahraga Paralayang juga sangat kecil ketergantunganya dengan wahana lainnya.



Konsep terbang Paralayang sangat sederhana tetapi mengagumkan, terbuat dari lembaran kain nylon yang dibentuk seperti sayap atau aerofoil yang dihubungkan oleh tali-tali untuk sebagai cantolan tempat duduk penerbang (seat harness). Dengan adanya gerakan saat melintasi di udara bebas maka lembaran kain tersebut menggembung menciptakan tekanan dan membentuk sayap yang akhirnya dapat diterbangkan.



Parasut paralayang adalah sebuah “pesawat terbang” yang melayang menggunakan prinsip-prinsip aerodinamika seperti halnya pesawat Boing yang berpenumpang ratusan orang itu. Bedanya penumpang paralayang sangat terbatas hanya satu atau dua orang saja. Kecepatan terbang tertingginya juga paling-paling hanya sekitar 50 km/jam.

Untuk dapat lepas landas, seorang penerbang paralayang memerlukan sebuah lereng bukit yang rata dengan kemiringan sekitar 20 - 30 derajat, atau jika tak ada lereng, ditarik dengan mesin Winch di lapangan terbuka pun bisa.

Sejarah

Olahraga paralayang mulai muncul pada awal tahun 80-an. Tidak jelas siapa yang mengawalinya. Namun proses terciptanya paralayang ini melewati sebuah proses yang cukup panjang dan diilhami oleh kegiatan gantolle dan terjun payung. Adalah Dr. Francis Rogallo yang pada tahun 1940 menciptakan sebuah layang-layang yang bentuknya kemudian menjadi cikal bakal gantolle yang sekarang ini ada.

Pierre Lemoigne termasuk orang yang punya andil, karena pada tahun 1960, ia menyempurnakan kembali bentuk parasut untuk terjun statik yang berbentuk bulat, menjadi parasut terjun yang dikenal sebagai parasut Para Commander (PC) yang mempunyai gerakan lebih baik dan dapat dikontrol dibanding parasut sebelumnya.

Kemajuan pesat terjadi saat terciptanya parasut terjun payung persegi dengan dua permukaan yang masing-masing dipisahkan oleh rongga-rongga yang disebut sel oleh Domina Jalbert dari Amerika. Parasut ciptaan Domina ini dikenal dengan nama Parafoil menggunakan sistem “Ram Air”. Parasut ini mengembang karena adanya lintasa udara yang terperangkap di dalam sel. Konsep “Ram Air” ini sebenarnya tak mengalami perubahan berarti hingga kini, namun tingkat penyempurnaan bentuknya begitu menakjubkan, sehingga bisa dibilang konsep inilah yang mengilhami secara langsung terciptanya olahraga paralayang.

Pada tahun 1978, beberapa peterjun Eropa mencatat sukses lepas landas dari sebuh lereng terjal menggunakan parasut yang disempurnakan ini. Tak lama kemudian peski Swiss menyusul dengan meluncur di lereng bersalju di Engadine dengan menggunakan parasut persegi yang serupa.

Berawal dari sinilah nampaknya olahraga paralayang yang di Perancis disebut Parapente. Selain nama-nama yang disebut sebelumnya, tiga anggota Parachute Club of Annemasse, Perancis, bisa dibilang mempunyai andil dalam pemasyarakatan olahraga paralayang Mieussy, di kawasan Pegunungan Pertuiset, antara Genevv dan Chamonix yaitu: Jean-Claude Betemps, Andre Bohn, dan Gerard Boson.

D Indonesia sendiri, paralayang baru mulai muncul awal tahun 1990 yang ditandai dengan terbentuknya Kelompok Paralayang MERAPI di Yogyakarta yang dimotori oleh Dudy Arief Wahyudi (alm), dan penulis. David A. Teak, Ferry Maskun, dan Daweris Taher termasuk para penerbang awal Indonesia. Beberapa pemula ini berlatih secara otodidak melalui manual-manual dan majalah-majalah paralayang. Setidaknya pernah tercatat sebanyak 1200 penerbang di Indonesia, namun yang kini aktif tak lebih dari sepertiganya.

Olahraga paralayang di Indonesia berada di bawah Pordirga Layang Gantung Indonesia (PLGI) yang berada dibawah naungan PB FASI. Sedang untuk organisasi internasionalnya, olahraga ini berada dibawah Commission Internationale du Vol Libre (CIVL) yang dibawah naungan FAI.

Mega Raya Paralayang Indonesia

Mega Raya Paralayang Indonesia (MERAPI) telah berdiri sejak tahun 1990 dan merupakan klub serta sekolah paralayang pertama di Indonesia.Oleh karenanya Merapi merupakan salah satu tonggak awal berkembangnya olahraga paralayang di Indonesia.



SUMBER http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10349209

Tidak ada komentar:

Posting Komentar